Jumat, 26 Juni 2015

Sampai Dimana Ku Harus Percaya?

Aku tidak ingin mengatakan atau mencurahkan apapun tentang perasaanku kepada siapapun. Aku ingin memendam semua perasaan ini, mengacuhkan semua rasa sakit ini hingga merasa bahwa aku cukup kuat untuk tidak lagi merasakan rasa sakit tersebut. Bukankah rasa sakit yang terlalu sering tidak akan menyakitimu lagi nantinya? Aku ingin menjadi mati rasa. - Di Bawah Langit yang Sama.
                                                                  *
Jangan sampai sabarku habis hanya untuk terus memaafkanmu dan memaklumimu. Karena cinta butuh kepercayaan lebih dan bukti bukan sekedar kalimat.
Apakah kamu lupa sayang bahwa masih ada hati yang harus dihargai...

Ya, mungkin saja aku terlalu memikirkan hati ini hingga lupa bahwa kamu juga butuh momen yang menyenangkan bersama yang lain.
Tapi aku tidak se-ribet itu.

Bukan, bukan maksudnya aku tidak percaya, aku mempercayaimu sepenuhnya. Tapi jika begini harus sampai mana ku harus percaya padamu?
Bisa saja suatu saat ku bersikap sepertimu, ya, terkadang kamu lupa bahwa masih ada aku disampingmu, hingga kamu bersikap seolah hatimu kosong. Tapi, aku tidak se-tega itu membalas dengan hal yang sama.
Terkadang aku hanya menegurmu, kamu segera minta maaf, dan segera pula dengan mudahnya aku memaafkan. Tidak lama kamu mengulanginya kembali, terus pun seperti itu, hingga kini sabarku mulai hampir habis.

Karena cinta yang baik tidak mudah menyerah dan larut dalam ke-egois-an.

Tapi aku sangat sedih ketika kamu baru saja melakukannya lagi, dan aku melakukan hal yang bukan aku sebenernya. Maafkan aku telah melakukan ini.

Aku punya perasaan yang perlu kamu hargai, bukan maksud membuatmu menjadi sempit bergerak,hanya saja aku perlu ceritamu yang sesungguhnya.
Seandainya kupunya waktu yang bisa mengerti dan mendengarkan cerita bahagiamu. Mungkin aku akan menceritakan dengan kisah bahagia.

1 komentar: