Minggu, 31 Januari 2016

Feelings

aku tidak tahu harus pulang atau tetap tinggal dengan seluruh rasa kekhawatiran-kekhawatiran yang ada di otakku.
Mengenai hal-hal dan perasaan-perasaan, aku tidak bermaksud mengubahmu dengan apa yang aku mau hanya saja cukup bisa membawa perasaan dengan baik dan sangat hati-hati.
Bolehkah beriku jeda sementara agar kubisa melepaskan sesuatu yang mungkin bukan aku atau cukup pertemukan empat mata?

Entah kenapa saat ini rasanya begitu tidak nyaman untuk dilihat dan dipertimbangkan.


Rabu, 11 November 2015

Untuk bertemu......

Setiap hubungan akan ada masa dimana aku yang sibuk atau kamu yang sibuk. Hingga akhirnya munculah perkara. Mulai menerka-nerka hal-hal negatif, dan saling mencurigakan.

Kita hanya butuh waktu. Untuk bertemu. Saling bicara secara bergantian, saling menggengam satu sama lain, atau satu kecupan manis yang mendarat tepat di kening dan hangat sentuhan sebuah pelukan. Karena bertemu adalah salah satu cara yang mujarab.

Aku hanya rindu perihal soal kamu yang seakan biasanya ingin menyentuhmu hanya sedekat nadi.

Senin, 02 November 2015

Senja Kunikmat.

                                                                            Bali 2015

Sebuah senja kulewati saat itu bersamamu. Hai! tidak semua orang seberuntung ini :)

Kesempatanku saat itu terlalu banyak, terlalu banyak untuk bisa selalu bersamamu disamping kamu. Ah betapa menyenangkannya. Sayang, waktu tidak akan pernah bisa kembali di hari itu.
Aku baru saja dilanda rindu, tentang hal ini; kamu dan Bali. Sedikit sendu, tapi menulis tentangmu itu mengasyikkan.

Saat semesta berubah menjadi biru nanti, dalam hati aku akan mengucapkan sesuatu yang manis kepadamu; Terima kasih masih bersedia memiliku hari ini, masih bersedia selalu berada disisi, semoga doa dan keinginan yang tulus selalu berada di pihak kita.

dan

Semoga kita bisa mengulang kembali waktu yang sudah dilewati walau hanya sebatas merindu! :)

13

kembali beberapa tahun lalu
aku jatuh cinta
detik kumenulis saat ini
masihku jatuh cinta
semoga kau adalah doa yang baik.

Jumat, 26 Juni 2015

Sampai Dimana Ku Harus Percaya?

Aku tidak ingin mengatakan atau mencurahkan apapun tentang perasaanku kepada siapapun. Aku ingin memendam semua perasaan ini, mengacuhkan semua rasa sakit ini hingga merasa bahwa aku cukup kuat untuk tidak lagi merasakan rasa sakit tersebut. Bukankah rasa sakit yang terlalu sering tidak akan menyakitimu lagi nantinya? Aku ingin menjadi mati rasa. - Di Bawah Langit yang Sama.
                                                                  *
Jangan sampai sabarku habis hanya untuk terus memaafkanmu dan memaklumimu. Karena cinta butuh kepercayaan lebih dan bukti bukan sekedar kalimat.
Apakah kamu lupa sayang bahwa masih ada hati yang harus dihargai...

Ya, mungkin saja aku terlalu memikirkan hati ini hingga lupa bahwa kamu juga butuh momen yang menyenangkan bersama yang lain.
Tapi aku tidak se-ribet itu.

Bukan, bukan maksudnya aku tidak percaya, aku mempercayaimu sepenuhnya. Tapi jika begini harus sampai mana ku harus percaya padamu?
Bisa saja suatu saat ku bersikap sepertimu, ya, terkadang kamu lupa bahwa masih ada aku disampingmu, hingga kamu bersikap seolah hatimu kosong. Tapi, aku tidak se-tega itu membalas dengan hal yang sama.
Terkadang aku hanya menegurmu, kamu segera minta maaf, dan segera pula dengan mudahnya aku memaafkan. Tidak lama kamu mengulanginya kembali, terus pun seperti itu, hingga kini sabarku mulai hampir habis.

Karena cinta yang baik tidak mudah menyerah dan larut dalam ke-egois-an.

Tapi aku sangat sedih ketika kamu baru saja melakukannya lagi, dan aku melakukan hal yang bukan aku sebenernya. Maafkan aku telah melakukan ini.

Aku punya perasaan yang perlu kamu hargai, bukan maksud membuatmu menjadi sempit bergerak,hanya saja aku perlu ceritamu yang sesungguhnya.
Seandainya kupunya waktu yang bisa mengerti dan mendengarkan cerita bahagiamu. Mungkin aku akan menceritakan dengan kisah bahagia.

Selasa, 16 Juni 2015

Untuk Kesekian Kalinya

Pernah tidak kamu berfikir, suatu saat aku akan marah besar sekali hingga aku lupa cara mengontrolnya. Kupikir itu tidak terdengar egois.
Kenapa? Karena ketika aku diam, kamu semakin menjadi besar kepala hingga akhirnya aku tidak bisa menahan diamku.
Aku bukannya membunuh pelan-pelan diriku sendiri, namun cinta itu butuh perjuangan bukan? dan setia itu butuh pengorbanan.

Menjadi kekasih adalah tentang menjadi yang terkuat dalam sedih. Mencintai senantiasa, meski terluka dan berduka. - Candra Malik.

Sabtu, 28 Maret 2015

I hate my self so much, sometimes.

Rasanya aku punya cinta yang besar teramat kepadamu. Semoga egomu tidak membuatmu lupa bahwa kamu sedang amat sangat dicintai untuk menjadi yang terakhir. Kupikir semoga kamu berpikiran yang sama. Semoga ketika kamu membutuhkan aku, ku akan sigap menemuimu, segera!.

Mungkin aku bukan perempuan pertama yang membuatmu bahagia karena jatuh cinta, tapi aku pastikan cintaku sempurna untuk kamu. Mungkin aku bukan perempuan pertama yang membuatmu merasa nyaman, tapi aku pastikan hatiku aman di tempat. Mungkin aku bukan perempuan pertama yang kamu harap-harapkan menjadi masa depanmu, tapi dapat kupastikan aku akan menjadi perempuan paling bahagia jika bersamamu kelak.

Aku tidak ingin menjadi perempuan disampingmu yang selalu memberatkan segala pekerjaan dan urusanmu, hanya saja aku butuh cerita-ceritamu itu. Berjanjilah padaku!
Aku tidak ingin rasa cintaku membuatmu keberatan atas semua hal-hal baik yang kamu lakukan.

Mengapa aku terlalu banyak memaklumi kamu? karena momen indah yang kamu ciptakan sudah cukup membuatku setinggi ini dan entah aku tidak dapat menemui alasannya.
Teruslah menjadi yang terkuat menghadapi kekonyolan-kekonyolan yang telah banyak kuperbuat.

I hate my self so much, sometimes. Ketika menulis tulisan ini.

Aku menyadari bahwa rasa ini amat sangat besar terhadapmu ketika mengahadapi kurangmu, kejengkelanmu, entah hal-hal yang mungkin sebenernya buat perasaan ini menjadi diam di tempat tidak berani mengatakan sebeneranya dan tetap saja kumencintaimu dengan mengatakan aku sedang bahagia-bahagia saja bersamamu.

Rabu, 11 Februari 2015

Aku adalah....

Aku adalah manusia yang pemikir keras, berkepanjangan dalam jangka jauh sampai matang dan benar-benar bulat dalam hal-hal tertentu. Termasuk soal kamu.

Aku adalah begitu pemikir pengeluar sekalimat darimu untuk menjawab begitu banyak makna dan ribuan pertanyaan dalam benakku.


Aku adalah manusia yang memperhitungkan segalanya tentang kamu.


Aku adalah manusia yang selalu melakukan observasi dalam hal-hal tertentu. Termasuk soal kamu.


"Karena dalam hal kepercayaan dan keyakinan tidak sembarang orang masuk dalam kehidupanku".

Sabtu, 18 Oktober 2014

Stoplesnya Pecah

-Falafu

Hari ini kamu tersenyum
Tapi aku tidak bisa ikut tersenyum.
Kamu lupa mengajakku ikut serta

Hari yang membuatku sedih adalah hari ketika kamu memberikan senyummu pada perempuan lain.
Hari yang membuatku sedih adalah hari ketika kamu tiba-tiba pergi bersama perempuan lain.
Baiklah aku baru saja berbohong, aku tidak se-drama itu.

Sebenarnya bukan melihatmu pergi bersamanya yang membuatku bersedih.
Aku sedih karena kamu tidak memberitahuku.
bahwa kamu tengah melewati perjalanan yang bahagia; tak peduli itu dengan siapa.

Ya, sesederhana itulah sayangku.
Aku tidak peduli dengan siapa kamu pergi,
atau dengan siapa pun kamu ber-foto sambil tersenyum lebar.
Aku mempercayaimu sepenuhnya.

Aku hanya merasa tidak kebagian cerita bahagiamu.
sedang tiap kali kamu kesulitan, aku selalu ada disini.

Iya, aku pasti akan mudah lupa. Aku akan lupa bahwa kamu pernah tidak bercerita.
Dan semua akan kembali baik. Tapi pertanyaanku yang tak pernah terjawab itu ternyata menggelembung tanpa kusadari di ruang hatiku. Hingga ada di suatu ketika mereka meledak dan meghancurkan isinya.
Tanpa bisa kuprediksi aku tiba-tiba merasa cukup dengan ini semua.
Rasa cukup itu datang seperti gempa.

Iya, aku sayang padamu. Mungkin sangat sayang padamu. Atau bahkan sangat-sangat sayang padamu, tapi aku tidak berdiri di sisimu untuk melihatmu dengan mudahnya melupakanku ketika kamu bahagia.
Bukankah itu agak keterlalulan?

Aku bahkan sangat sedih ketika membiarkan diriku memikirkannya lebih dari 2 menit.
Seperti ketika aku kembali memikirkannya sambil menulis paragraf ini.

Bukan, bukan aku hitung-menghitung soal apa yang pernah kuberi.\
Aku bahkan sudah lupa apa saja yang pernah aku berikan.


Aku punya perasaan di dalam hatiku, aku harap kamu tidak lupa itu.
Aku tahu kamu selalu mampu bahagia tanpaku.
Tentu saja kamu boleh merindukanku. Bercerita padaku bila kamu ingin.
Kita selalu baik-baik saja. Kita hanya tidak seperti dulu lagi.